Wednesday, August 26, 2009

Meraih Kemenangan

S
uatu hari keldai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya. Kemudian petani itu berpikir bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun karena dianggapnya berbahaya, jadi tidak berguna untuk menolong keledai. Petani itu mengajak tetangga-tetanggany a untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.


Ketika keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang- guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan keluar dari sumur.

Begitulah kehidupan senantiasa menuangkan masalah, problem, dan kesedihan agar kita mampu menjadi kuat dan dewasa. Mengguncangkan segala macam problem, masalah, kesedihan dari pikiran kita agar tetap jernih dengan menggunakannya sebagai pijakan melangkah naik keluar dari sumur ‘penderitaan’ dan melahirkan sikap kearifan dalam hidup kita.

Kearifan berasal dari kata arab arofa- ma'rifat-arifin- ma'ruf. yang mengandung arti bukan hanya tahu tapi juga mengenal. orang arif bukan hanya tahu masalah, tetapi juga mengenali karakterristik masalah, sehingga problem solving dengan pendekatan kearifan melahirkan penyelesaikan yang tuntas, bisa dipahami oleh semua pihak, bukan hanya logis. Hal-hal yang logis sering tidak bisa difahami oleh pihak yang kalah. Orang arif sering sengaja mengalah demi memperoleh kemenangan yang sesungguhnya, bukan kemenangan yang formal. Itulah makna puasa. Puasa dibulan suci Ramadhan melatih diri kita untuk meraih kemenangan yang hakiki.


Wassalam,
agussyafii ( Diambil daripada blog Cina Islam)

0 comments:

Newer Post Older Post Home